DIRI
(SELF)
Konsep Diri (Self-Concept)
Sebagai manusia, kita tidak hanya melakukan presepsi
terhadap oranglain, tetapi juga kita mempresespsi diri kita sendiri. Menurut
Charles Horton Cooley, kita melakukannya dengan membayangkan diri kita sebagai
orang lain (dalam benak kita).
Oleh Cooley,
gejala ini dinamakannya looking-glass self (diri cermin); seakan-akan
kita menaruh cermin didepan kita. Mula-mula, kita membayangkan bagaimana orang
lain menilai penampilan kita. Kemudian, kita akan mengalami perasaan tertentu
mengenai diri kita (misalnyabangga, kecewa, malu, sedih).
A. Pengertian Diri
(Self-Concept)
Dengan mengamati diri kita maka sampailah kita pada gambaran
dan penilaian mengenai diri kita. Konsep diri adalah pikiran dan keyakinan
seseorang mengenai dirinya sendiri. Konsep diri adalah pandangan dan perasaan
tentang diri kita. Deskripsi anak kecil contoh sederhananya, misalnya “saya
berumur 5 tahun”, “saya mendapat peringkat 1 dikelas”, atau “saya yang paling
malas dikelas”.
Deskripsi
tentang self-concept bisa juga dibuat secara detail, meliputi banyak
aspek, seperti sebuah resume seseorang . William D. Brooks mendefinisikan
konsep diri sebagai “ persepsi yang bersifat fisik, social,dan psikologis,
mengenai diri kita, yang didapat dari pengalaman dan interaksi kita dengan
orang lain”.
Jadi, konsep diri adalah
pandangan dan perasaan tentang diri kita. Persepsi tentang diri ini dapat
bersifat psikologis, social, dan fisis (Rakhmat,2003). Misalnya, anda
mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada diri anda:
Bagaimana watak saya
sebenarnya?
Apa yang membuat saya
bahagia dan sedih?
Apa yang
sangat mencemaskan saya?
Presepsi tentang diri ini dapat bersifat psikologis, sosial,
dan fisis (Rahmat, 2003). Tidak ada seorangpun yang terlahir secara langsung
memiliki self-concept, ia berkembang seiring perjalanan hidup seseorang, dan
pengaruh dari luar terhadap seseorang. Harry Stack Sullivan menjelaskan, jika
kita diterima oleh orang lalin, dihormati, dan menerima diri kita maka kita
cenderung bersikap menghormati dan menerima diri kita. Sebaliknya, apabila
oranglain selaliu meremehkan, menyalahnkan, dan menolak kita, kita cenderung
tidak menyayangi diri sendiri.
B. Sumber-sumber
Konsep Diri
Konsep diri dapat bersumber dari self-esteem (harga diri) dan social evaluation (penilaian social).
1. Self-Esteem
Self-esteem
(harga diri adalah penilaian baik positive ataupun negative, individu terhadap
diri sendiri. Tingginya self-esteem merujuk pada tingginya estimasi individu
atas nilai kemampuan , dan kepercayaan yang dimilikinya. Sedangkan self-esteem
yang rendah melibatkan penilaian yang buruk akan pengalaman masalalu dan
pengharapan yang rendah bagi pencapaian masa depan.
Orang dengan self-esteem
tinggi memiliki sikap positif terhadap dirinya. Mereka merasa puas dan
menghargai diri sendiri, yakin bahwa mereka mempunyai sejumlah kualitas baik,
dan hal-halyang patut dibanggakan. Self –esteem mempengaruhi perilaku
komunikasi seseorang. Orang dengan self-esteem tinggi akan lebih lentur
dalam menaggapi situasi yang dihadapi meskipun itu situasi yang sulit karena
mereka mampu menerima diri sendiri apa adanya, daripada orang dengan self-esteem
rendah.
2. Sosial Evaluation (Penilaian Sosial)
Kebanyakan informasi tentang diri sendiri tidak kita
dapatkan dari perenungan atau refleksi diri, melainkan dari orang lain.
Keyakinan anda tentang pendapat orang lain terhadap anda akan mempengaruhi
perilaku dan keinginan anda untuk berubah atau tidak.
C. Teori-teori Konsep
Diri
Self-concept seseorang meliputi bukan hanya gagasan tentang
diri sendiri tetapi juga pengharapan atas keyakinan dan sikap. Salah satu teori
tentang self-conceept, yaitu social
comparison theory (teori perbandingan sosial) memfokuskan pada bagaimana
perbandingan dengan orang lain mempengaruhi keyakinan kita. Teori lainnya, self-perception theory (teori persepsi
diri menguji hubungan antara tindakan dan pemahaman kita terhadap sikap dan
tujuan kita.
Marilah kita pelajari bagaimana kedua teori
tentang self-concept tersebut, yakni:
1. Social Comparison (Pembandingan social)
Menurut ahli
psikologi social modern, Leon Festinger, social comparison theory membantu
menjelaskan berbagai macam fenomena, termasuk keyakinan social, perubahan
sikap, dan komunikasi kelompok.
2. Persepsi diri (Self-Perception)
Penelitian mengatakan
bahwa kita tidak lebih ahli tentang maksud dan tindakan kita dibanding kita
terhadap orang lain. Menurut Daryl Benn, ketika kita menilai pendapat sendiri
maka kita akan mengambil perilaku kita sebagai petunjuk (clues),
daripada menganalisis diri kita secara mendalam. Misalnya, Anda ditanya apa
warna favorit baju Anda? Mungkin Anda menjawab warna biru karena warna tersebut
yang paling sering di pakai dibanding warna lainnya. Jawaban yang Anda berikan
ini berdasarkan perilaku Anda yang sering memakai baju warna biru, bukan
berdasarkan analisis yang Anda lakukan terhadap diri sendiri. Oleh karena itu,
proses self-perception melibatkan pembelajaran tentang diri sendiri dan
menempatkan diri pada hal yang sama ketika kita mencoba memahami orang lain.
D. Hubungan Antara
Konsep Diri Dan Komunikasi
Konsep diri
merpakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi interpersonal karena
setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya
(Rakhmat, 2003).
Kecenderungan untuk bertingkah laku sesuai konsep diri oleh
Jalaludin Rahmat disebut “nubuat yang dihuni sendiri”, artinya anda berprilaku
sesuai dengan konsep diri anda. Anda berusah hidup sesuai dengan label yang
anda lekatkan pada diri anda. Misalnya, apabila anda merasa memiliki kemampuan
untuk membatu pelestarian hutan, maka anda akan berusaha untuk melaksanakannya.
Tetapi apabila anda merasa tidak memperdulikan kelestarian hutan, maka andapun
tidak akan bertidak sekalipun ada yang mengeksploitasi hutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar