Sabtu, 19 Januari 2013

DIRI (SELF)

DIRI (SELF)



Konsep Diri (Self-Concept)
Sebagai manusia, kita tidak hanya melakukan presepsi terhadap oranglain, tetapi juga kita mempresespsi diri kita sendiri. Menurut Charles Horton Cooley, kita melakukannya dengan membayangkan diri kita sebagai orang lain (dalam benak kita).
Oleh Cooley, gejala ini dinamakannya looking-glass self (diri cermin); seakan-akan kita menaruh cermin didepan kita. Mula-mula, kita membayangkan bagaimana orang lain menilai penampilan kita. Kemudian, kita akan mengalami perasaan tertentu mengenai diri kita (misalnyabangga, kecewa, malu, sedih).

A. Pengertian Diri (Self-Concept)
Dengan mengamati diri kita maka sampailah kita pada gambaran dan penilaian mengenai diri kita. Konsep diri adalah pikiran dan keyakinan seseorang mengenai dirinya sendiri. Konsep diri adalah pandangan dan perasaan tentang diri kita. Deskripsi anak kecil contoh sederhananya, misalnya “saya berumur 5 tahun”, “saya mendapat peringkat 1 dikelas”, atau “saya yang paling malas dikelas”.
Deskripsi tentang self-concept bisa juga dibuat secara detail, meliputi banyak aspek, seperti sebuah resume seseorang . William D. Brooks mendefinisikan konsep diri sebagai “ persepsi yang bersifat fisik, social,dan psikologis, mengenai diri kita, yang didapat dari pengalaman dan interaksi kita dengan orang lain”.
Jadi, konsep diri adalah pandangan dan perasaan tentang diri kita. Persepsi tentang diri ini dapat bersifat psikologis, social, dan fisis (Rakhmat,2003). Misalnya, anda mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada diri anda:
Bagaimana watak saya sebenarnya?         
Apa yang membuat saya bahagia dan sedih?
Apa yang sangat mencemaskan saya?
Presepsi tentang diri ini dapat bersifat psikologis, sosial, dan fisis (Rahmat, 2003). Tidak ada seorangpun yang terlahir secara langsung memiliki self-concept, ia berkembang seiring perjalanan hidup seseorang, dan pengaruh dari luar terhadap seseorang. Harry Stack Sullivan menjelaskan, jika kita diterima oleh orang lalin, dihormati, dan menerima diri kita maka kita cenderung bersikap menghormati dan menerima diri kita. Sebaliknya, apabila oranglain selaliu meremehkan, menyalahnkan, dan menolak kita, kita cenderung tidak menyayangi diri sendiri.

B. Sumber-sumber Konsep Diri
Konsep diri dapat bersumber dari self-esteem (harga diri) dan social evaluation (penilaian social).
1. Self-Esteem
          Self-esteem (harga diri adalah penilaian baik positive ataupun negative, individu terhadap diri sendiri. Tingginya self-esteem merujuk pada tingginya estimasi individu atas nilai kemampuan , dan kepercayaan yang dimilikinya. Sedangkan self-esteem yang rendah melibatkan penilaian yang buruk akan pengalaman masalalu dan pengharapan yang rendah bagi pencapaian masa depan.
          Orang dengan self-esteem tinggi memiliki sikap positif terhadap dirinya. Mereka merasa puas dan menghargai diri sendiri, yakin bahwa mereka mempunyai sejumlah kualitas baik, dan hal-halyang patut dibanggakan. Self –esteem mempengaruhi perilaku komunikasi seseorang. Orang dengan self-esteem tinggi akan lebih lentur dalam menaggapi situasi yang dihadapi meskipun itu situasi yang sulit karena mereka mampu menerima diri sendiri apa adanya, daripada orang dengan self-esteem rendah.
2. Sosial Evaluation (Penilaian Sosial)
Kebanyakan informasi tentang diri sendiri tidak kita dapatkan dari perenungan atau refleksi diri, melainkan dari orang lain. Keyakinan anda tentang pendapat orang lain terhadap anda akan mempengaruhi perilaku dan keinginan anda untuk berubah atau tidak.

C. Teori-teori Konsep Diri
Self-concept seseorang meliputi bukan hanya gagasan tentang diri sendiri tetapi juga pengharapan atas keyakinan dan sikap. Salah satu teori tentang self-conceept, yaitu social comparison theory (teori perbandingan sosial) memfokuskan pada bagaimana perbandingan dengan orang lain mempengaruhi keyakinan kita. Teori lainnya, self-perception theory (teori persepsi diri menguji hubungan antara tindakan dan pemahaman kita terhadap sikap dan tujuan kita.
Marilah kita pelajari bagaimana kedua teori tentang self-concept tersebut, yakni:
1. Social Comparison (Pembandingan social)
Menurut ahli psikologi social modern, Leon Festinger, social comparison theory membantu menjelaskan berbagai macam fenomena, termasuk keyakinan social, perubahan sikap, dan komunikasi kelompok.

2. Persepsi diri (Self-Perception)
Penelitian mengatakan bahwa kita tidak lebih ahli tentang maksud dan tindakan kita dibanding kita terhadap orang lain. Menurut Daryl Benn, ketika kita menilai pendapat sendiri maka kita akan mengambil perilaku kita sebagai petunjuk (clues), daripada menganalisis diri kita secara mendalam. Misalnya, Anda ditanya apa warna favorit baju Anda? Mungkin Anda menjawab warna biru karena warna tersebut yang paling sering di pakai dibanding warna lainnya. Jawaban yang Anda berikan ini berdasarkan perilaku Anda yang sering memakai baju warna biru, bukan berdasarkan analisis yang Anda lakukan terhadap diri sendiri. Oleh karena itu, proses self-perception melibatkan pembelajaran tentang diri sendiri dan menempatkan diri pada hal yang sama ketika kita mencoba memahami orang lain.

D. Hubungan Antara Konsep Diri Dan Komunikasi
          Konsep diri merpakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi interpersonal karena setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya (Rakhmat, 2003).
Kecenderungan untuk bertingkah laku sesuai konsep diri oleh Jalaludin Rahmat disebut “nubuat yang dihuni sendiri”, artinya anda berprilaku sesuai dengan konsep diri anda. Anda berusah hidup sesuai dengan label yang anda lekatkan pada diri anda. Misalnya, apabila anda merasa memiliki kemampuan untuk membatu pelestarian hutan, maka anda akan berusaha untuk melaksanakannya. Tetapi apabila anda merasa tidak memperdulikan kelestarian hutan, maka andapun tidak akan bertidak sekalipun ada yang mengeksploitasi hutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar