Atraksi Interpersonal
Atraksi Interpersonal adalah kesukaan pada orang
lain, sikap positif, dan daya tarik seseorang. Makin tertarik kita pada orang
lain maka makin besar kecenderungan kita untuk berkomunikasi dengannya. Adapun
proses umum dari atraksi interpersonal adalah afiliasi, daya tarik, dan
komunikasi atau interaksi dengan orang lain.
A. Afiliasi
Seperti yang kita ketahui, manusia adalah mahluk
sosial. Kebanyakan dari waktu yang kita habiskan melibatkan orang lian dalm
beberapa hal. Tidak hanya manusia, spesies lain juga memperlihatkan
keccenderungan untuk berkumpul dan berpergian dalam suatu rombongan, kerumunan
atau kawanan. Jadi Afiliasi adalah kecenderungan untuk berhubungan dengan
jenisnya sendiri.
B. Daya tarik (Atraksi)
Afiliasi menyediakan imbalan sosial, tetapi
kebanyakan kita membentuk pilihan untuk bersama dengan spesifikasi tertentu.
Pilihan tersebut bagi hubungan sosial mengindikasikan adanya daya tarik
(atraksi interpersonal), bukan hanya keinginan untuk afiliasi.
C. Atraksi Interpersonal Dan Komunikasi
Sulit untuk memisahkan atraksi interpersonal
dengan orang lain. Kebanyakan apa yang kita katakana sebagai hal yang menarik
akan terungkap hanya settelah kita melakukan kontak dengan orang lain.
HUBUNGAN INTERPERSONAL
Definisi hubungan interpersonal
Komunikasi yang efektif
ditandai dengan adanay hubungan interpersonal yang baik. Menurut Anita
Taylor dalam Jalaluddin Rakhmat (2011), komunikasi interpersonal yang efektif
meliputi banyak unsur tetapi hubungan interpersonal barangkali yang paling
penting. Setiap melakukan komunikasi, kita bukan hanya sekadar menyampaikan isi
pesan (content), tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonal
(relationship). Berikut ini adalah contoh beberapa kalimat yang menunjukkan
kadar hubungan interpersonal yang berbeda, yaitu:
•
Rumahmu dimana?
•
Dimanakah rumah anda?
•
Bolehkah saya tahu dimana rumah anda?
Pandangan bahwa
komunikasi mendefinisikan hubungan interpersonal telah dikemukakan oleh Ruesch
dan Bateson (1951) pada tahun 1950-an. Gagasan ini dipopulerkan di kalangan
komunikasi oleh Waulawuck, Beavin, dan Jackson (1967). Selain itu, para
psikolog juga mulai menaruh minat yang besar pada hubungan interpersonal
seperti tampak pada tulisan Gordon W. Allport (1960), Erich Fromm (1962),
Martin Buber (1975), Carl Rogers (1951). Semua tokoh psikologi tersebut
mewakili mazhab humanistik.
Dari segi psikologi
komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal,
makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya
tentang orang lain dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif komunikasi yang
berlangsung diantara komunikan.
Faktor-faktor penyebab
timbulnya atraksi
A. Faktor Personal
1. Kesamaan
karakteristik personal
Kesamaan
karakteristik personal ditandai dengan kesamaan dalam nilai-nilai, sikap,
keyakinan, tingkat/status sosisal ekonomi, agama, ideologi, dan lain-lain.
Mereka yang memiliki kesamaan dalam hal-hal tadi, cenderung menyukai satu sama
lain.
2. Tekanan emosional (stres)
Orang
yang berada di bawah tekanan emosional, stres, bingung, cemas dan lain-lain
akan menginginkan kehadiran orang lain untuk membantunya, sehingga
kecenderungan untuk menyukai orang lain semakin besar.
3. Harga diri yang
rendah
Orang
yang rendah diri cenderung mudah untuk menyuaki orang lain. Orang yang merasa
penampilan dirinya kurang menarik akan mudah menerima persahabatan dari orang
lain.
4. Isolasi sosial
Sebagai
makhluk sosial, manusia mungkin tahan untuk hidup terasing selama beberapa
waktu, namun tidak untuk waktu yang lama. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
tingkat isolasi sosial sangat besar pengaruhnya terhadap kesukaan kita pada
orang lain.
B. Faktor-faktor situasional
B. Faktor-faktor situasional
1. Daya tarik fisik
(physical attractiveness)
Beberapa
penelitian mengungkapkan bahwa daya tarik fisik seseorang sering menjadi
penyebab utama atraksi interpersonal. Mereka yang berpenampilan cantik menarik
biasanya lebih mudah mendapat perhatian dan simpati orang.
2. Ganjaran (reward)
Pada
umumnya seseorang akan menyukai orang yang memberikan ganjaran pada dirinya.
Ganjaran bisa berupa bantuan, dorongan moral, pujian atau hal-hal yang
meningkatkan harga diri kita.
3. Familiarity
Seseorang
atau hal-hal yang sudah kita kenal dan akrab dengan kita biasanya lebih disukai
daripada hal-hal atau orang yang masih asing bagi kita. Contohnya adalah dengan
penerapan teknik repetisi dalam iklan agar kita semakin akrab dengan produk
yang diiklankan sehingga akhirnya menyukai produk tersebut.
4. Kedekatan
(proximity) atau closeness.
Hubungan
kita dengan orang lain tergantung seberapa dekat kita dengan orang tersebut.
Sebagai contoh, sejumlah kasus menunjukkan bahwa orang lebih menyukai orang
lain berdekatan tempat tinggal dengannya.
5. Kemampuan
(competence)
Terdapat
kecenderungan bahwa seseorang lebih menyukai orang lain yang memiliki kemampuan
lebih tinggi atau lebih berhasil dalam kehidupannya daripada dirinya.
TEORI LIKING
TEORI LIKING
Ada
empat teori yang menjelaskan mengapa kita menyukai orang lain:
1. Reinforcement Theory
Teori ini menjelaskan bahwa seseorang menyuaki
dan tidak menyukai orang lain adalah sebagai hasil belajar (learning). Dalam
hal ini ada tiga unsur learning, yaitu asosiatif, instrumental, dan sosial.
•
Belajar Asosiatif:
kita menyenangi dan tidak menyenangi seseorang berdasarkan pengalaman kita dan stimuli yang kita asosiasikan dengan hal itu. Kita menyukai orang yang kita asosiasikan denga pengalaman yang menyenangkan.
kita menyenangi dan tidak menyenangi seseorang berdasarkan pengalaman kita dan stimuli yang kita asosiasikan dengan hal itu. Kita menyukai orang yang kita asosiasikan denga pengalaman yang menyenangkan.
•
Belajar
Instrumental:
Kita menyuaki orang yang memberikan iimbalan (reward) pada kita dan tidak menyuaki orang yang memberika hukuman.
Kita menyuaki orang yang memberikan iimbalan (reward) pada kita dan tidak menyuaki orang yang memberika hukuman.
•
Belajar
Sosial:
Kita cenderung lebih menyukai orang-orang yang kita lihat disukai oleh orang lain tau oleh lingkungan sosial dan sebaliknya.
Kita cenderung lebih menyukai orang-orang yang kita lihat disukai oleh orang lain tau oleh lingkungan sosial dan sebaliknya.
2. Equity theory
Teori ini mengatakan bahwa individu selalu
cenderung menjaga keseimbangan antara apa yang mereka berikan dan apa yang
mereka dapatkan, atau antara cost dan reward. Jika kita berharap banyak dari
suatu hubungan maka kita juga harus menyumbang banyak untuk hubungan tersebut.
3. Exchange theory
3. Exchange theory
Menurut
teori ini, interaksi sosial adalah semacam transaksi dagang. Orang berhubungan
deng orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Semakin banyak keuntungan yang
diperoleh maka hubungan tersebut akan terus dilangsungkan.
4. Gain-loss theory
4. Gain-loss theory
Kita
lebih menyukai orang yang menguntungkan kita daripada yang merugikan bagi kita.
Pengaruh Atraksi
Interpersonal pada Komunikasi Interpersonal
Daya tarik seseorang sangat penting bagi
komunikasi interpersonal. Jika kita menyukai seeorang maka kita cenderung
melihat segala sesuatu dari diri orang tersebut dengan positif sebaliknya jika
kita tidak menyuaki seseorang maka kita akan meliaht segala sesuatu dari orang
tersebut secara negatif.
Situasi tersebut sangat penting bagi terciptanya
komunikasi interpersonal yang efektif, sebab semakin positif sikap kita
terhadap lawan bicara kita maka mekin efektif pula kegiatan komunikasi yang
kita lakukan dengan orang tersebut.